Puisi Politik
Ribim
"Kacau"
Cerita bahkan baru saja dimulai,
saat masa kekelaman sudah berakhir
saat kelabu mulai tenggelam
dan kemudian muncul fatamorgana yang jelas
Yang semua berharap
Yang semua yakini
akan bisa menuntun ibu pertiwi kedalam bijaksana
Akan tetapi,
nyatanya itu hanya fatamorgana,
hanya semua,
kepalsuan yang terasa manis diawalnya
tapi berubah getir seiring dengan perjalanan
Bahkan banyak yang ingin kembali pada kekelaman
terkekang dalam dinasti
Tapi tidak sekacau ini
Semua berhamburan
Semua menjadi kacau
Kacau yang memikat dan menjadikannya semakin kacau
Jadi hampir arang
Jadi hampir abu
Aku cuma bisa bertahan
cuma bisa berharap
dan sebentar lagi akan bergerak
karena aku punya mimpi
walau semua sudah kacau
16.00
Politik Bersih Ala Ditaktor
Ribim
Politik Indonesia saat ini dapat dikatakan sebagai politik yang sangat kacau. Bagaimana tidak, Negara kita selalu mengagung-agungkan demokrasi tapi hanya kebebasan yang semata-semata yang diekspos. Aspirasi bisa dikeluarkan oleh siapapun, tetapi tanggapan aspirasi itu juga sama sekali tidk mendapatkan respon. Banyak sekali partai politik bervisi-misi untuk membuat kesejahteraan dan keadilan, tetapi nyatanya para anggotanya berlomba-lomba untuk mencari kekuasaan demi dirinya sendir. Politik di Indonesia berjalan dengan semaunya sendiri tanpa pagar pembatas yang seharusnya dapat mengurung politik itu dalam batas kewajaran.
Berbeda-beda boleh, banyak partai politik pun juga boleh. Tapi kita juga harus kembali ke landasan dasar bahwa politik adalah kekuatan yang seharusnya dapat mempersatukan bangsa kita dan membuat negara kita menjadi hebat, bukan malah justru menjadi jurang pemisah yang akhirnya memunculkan banyak golongan-golongan yang saling menjatuhkan. Kalau dibiarkan seperti ini, bukan hanya kacau yang akan melanda negara kita, tetapi juga kehancuran. Hancur lebur.
Menurut saya, melihat hal yang telah saya jabarkan diatas. Indonesia butuh sebuah perubahan yang besar. Politik Indonesia perlu dibangun ala ditaktor. Bukan makna makna ditaktor yang secara konvensional yang bisa menindas seenaknya, tetapi ditaktor era modern yang selain mempunya tirani, kekuasaan besar, ditakuti, tetapi juga mempunyai keadilan tinggi dan rasa ingin mengubah negara menjadi lebih baik. Indonesia butuh seorang ditaktor yang ditakuti dengan pemerintah. Presiden saja banyak mendapatkan pelecehan verbal dari masyarakat, apalagi pemimpin-pemimpin dibawah presiden.
Ditaktor tersebut harus diawali dengan keditaktoran presiden dahulu, presiden harus mempunyai tirani besar yang bisa mengatur negara atas pengawasan organisasi rahasia ditaktor. Yang pertama presiden harus mempunyai sosok disegani dan ditakuti. Dan walau partai politik bergam, tetapi harus berada pada satu kesatuan yang mengatur sehingga tercipta politik yang dinamis dan teratur dengan ruang lingkup yang jelas sehingga tercipta politik dinamis dan teratur dengan ruang lingkup yang jelas sehingga tidak bisa seenaknya.
Berbeda-beda boleh, banyak partai politik pun juga boleh. Tapi kita juga harus kembali ke landasan dasar bahwa politik adalah kekuatan yang seharusnya dapat mempersatukan bangsa kita dan membuat negara kita menjadi hebat, bukan malah justru menjadi jurang pemisah yang akhirnya memunculkan banyak golongan-golongan yang saling menjatuhkan. Kalau dibiarkan seperti ini, bukan hanya kacau yang akan melanda negara kita, tetapi juga kehancuran. Hancur lebur.
Menurut saya, melihat hal yang telah saya jabarkan diatas. Indonesia butuh sebuah perubahan yang besar. Politik Indonesia perlu dibangun ala ditaktor. Bukan makna makna ditaktor yang secara konvensional yang bisa menindas seenaknya, tetapi ditaktor era modern yang selain mempunya tirani, kekuasaan besar, ditakuti, tetapi juga mempunyai keadilan tinggi dan rasa ingin mengubah negara menjadi lebih baik. Indonesia butuh seorang ditaktor yang ditakuti dengan pemerintah. Presiden saja banyak mendapatkan pelecehan verbal dari masyarakat, apalagi pemimpin-pemimpin dibawah presiden.
Ditaktor tersebut harus diawali dengan keditaktoran presiden dahulu, presiden harus mempunyai tirani besar yang bisa mengatur negara atas pengawasan organisasi rahasia ditaktor. Yang pertama presiden harus mempunyai sosok disegani dan ditakuti. Dan walau partai politik bergam, tetapi harus berada pada satu kesatuan yang mengatur sehingga tercipta politik yang dinamis dan teratur dengan ruang lingkup yang jelas sehingga tercipta politik dinamis dan teratur dengan ruang lingkup yang jelas sehingga tidak bisa seenaknya.
15.52
WAWANCARA : Startegi Pemerintah Dalam Paket Kebijakan Ekonomi
Ribim
#Wawancara 1
Nama Koresponden : Diena Sabilla
Umur : 20
Pekerjaan : Mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Negeri Malang
Dari hasil wawancara dengan saudari Diena Sabilla, maka dapat saya peroleh data sebagai berikut :
Koresponden sudah mengamati tentang paket kebijakan wkonomi sejak ada pemberitaan tentang kebijakan 1. Saat saya tany bagaimana pendapat koresponden tentang paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, menurutnya langkah yang dikeluarkan pemerintah sudah sangat tepat dnegan memberlakukan paket kebijakan ekonomi secara bertahap. Isi dari paket kebijakan yang diberlakukan pemerintah pemerintah selama ini menurut koresponden juga sudah bijak sekali, banyak sekali inovasi yang telah diciptakan dalam paket kebijakan ini dalam bidang perekonomian Indonesia. Dan saat selanjutnya saya bertanya, "Terus, kalo meurut anda, bagaimana hasil yang sudah diciptakan dengan adanya paket kebijakan tersebut?" Koresponden pun menjawab. "Kalo bicara soal hasil gimana ya? Kan paket kebijakan ini juga masih baru aja diberlakukan. Menurut saya nggai fair kalau kita harus menjudge hasil. Yang penting toh kita lihat usahanya pemerintah dulu, kita semua pasti juga tahu kalau pemerintah sudah berusaha sebisa mungkin buat ngebangkitin perekonomian Indonesia yang sudah lemah saat ini. Kalau enggak, masa mereka mau capek-capek bikin paket kebijakan yang merepotkan dan pastinya perlu riset dan butuh waktu banyak." Selanjutnya saya bertanya lagi mengenai pendapat banyak orang yang menganggap kalau paket kebijakan ini akan berjalan sebagai suatu upaya yang grusa-grusu. Dan bertanya apakah koresponden paket kebijakan ini akan berjalan sebagaimana mestinya yang telah diharapkan. Kemudian koresponden menjawab, "grusa-grusu gimana? Kalo grusa-grusu kenapa nggak sekalian aja ngeluarin paket kebijakan 1,2,3 sekaligus. Menurut saya, kalo mereka udah nyusun sedemikian rupa dengan cara bertahap, berarti emang paket kebijakan itu udah mateng dong. Memang mungkin banyak orang yang nyimpulin kalau paket kebijakan ini terlalu dadakan, padahal kita sebenernya juga harus menelaah faktanya dulu kan. Dan ngomong-ngomong soal kedepannya bakalan sukses atau nggak paket kebijakan ini, saya sih optimis aja bakalan sukses. Kemaren di pemberitaan paket kebijakan 3, pemerintah juga optimis bakalan ada perubahan yang besar dalam perekonomian Indonesia, yang penting juga, masyarakat juga harus dukung dong, dan jangan mencemooh terus. Cita-cita saya dari dulu emang pengen jadi menteri perekonomian, dan saya ngerasa risih saja sama masyarakat yang bisa kritik aja tanpa tahu kerja keras kita. Tapi sebenarnya itu juga salah satu konsekuensi juga sih kalo pengen jadi menteri keungan."
#Wawancara 2
Nama Koresponden : Ika Sasy Wahyuning
Umur : 19
Pekerjaan : Mahasiswa Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Malang.
Dari hasil wawancara dengan saudara Ika sassy Wahyunimg, maka dapat saya peroleh data sebagai berikut ;
Sebenarnya koresponden tidak terlalu mengikuti berita tentang paket kebijakan, tapi ketika saya saya bertanya mengenai hal tersebut, koresponden terlihat menaruh minat pada topik tersebut karena notabanenya koresponden yang merupakan seorang aktivis (Anggota BEM Fakultas). Menurutnya, paket kebijakan ini merupakan suatu hal yang cukup eksklusif di negara-negara yang rata-rata penduduknya masih berpenghasilan rendah. Dan untuk hasil dari pemberlakuan paket kebijakan ini, bukannya koresponden menyalahkan sistem dari paket kebijakan tersebut, hanya saja sebelum dan sesudah adanya paket kebijakan tersebut, kondisi perekonomian Indonesia juga sama saja. Menurutnya sebaiknya pemerintah lebih memberlakukan kebijakan yang lebih banyak actionnya daripada hanya sekedar peraturan yang hanya bisa dipahami oleh segilintir masyarakat. Tapi juga menurutnya, paket kebijakan tersebut boleh saja diberlakukan yang yang lebih tepatnya arahnya ke trial kalau memang pemmerintah sanggup dengan konsekuensi banyak masyarakat Indonesia yang akan demo kalau saja perekonomian Indonesia lebih terpuruk.
Nama Koresponden : Diena Sabilla
Umur : 20
Pekerjaan : Mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Negeri Malang
Dari hasil wawancara dengan saudari Diena Sabilla, maka dapat saya peroleh data sebagai berikut :
Koresponden sudah mengamati tentang paket kebijakan wkonomi sejak ada pemberitaan tentang kebijakan 1. Saat saya tany bagaimana pendapat koresponden tentang paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, menurutnya langkah yang dikeluarkan pemerintah sudah sangat tepat dnegan memberlakukan paket kebijakan ekonomi secara bertahap. Isi dari paket kebijakan yang diberlakukan pemerintah pemerintah selama ini menurut koresponden juga sudah bijak sekali, banyak sekali inovasi yang telah diciptakan dalam paket kebijakan ini dalam bidang perekonomian Indonesia. Dan saat selanjutnya saya bertanya, "Terus, kalo meurut anda, bagaimana hasil yang sudah diciptakan dengan adanya paket kebijakan tersebut?" Koresponden pun menjawab. "Kalo bicara soal hasil gimana ya? Kan paket kebijakan ini juga masih baru aja diberlakukan. Menurut saya nggai fair kalau kita harus menjudge hasil. Yang penting toh kita lihat usahanya pemerintah dulu, kita semua pasti juga tahu kalau pemerintah sudah berusaha sebisa mungkin buat ngebangkitin perekonomian Indonesia yang sudah lemah saat ini. Kalau enggak, masa mereka mau capek-capek bikin paket kebijakan yang merepotkan dan pastinya perlu riset dan butuh waktu banyak." Selanjutnya saya bertanya lagi mengenai pendapat banyak orang yang menganggap kalau paket kebijakan ini akan berjalan sebagai suatu upaya yang grusa-grusu. Dan bertanya apakah koresponden paket kebijakan ini akan berjalan sebagaimana mestinya yang telah diharapkan. Kemudian koresponden menjawab, "grusa-grusu gimana? Kalo grusa-grusu kenapa nggak sekalian aja ngeluarin paket kebijakan 1,2,3 sekaligus. Menurut saya, kalo mereka udah nyusun sedemikian rupa dengan cara bertahap, berarti emang paket kebijakan itu udah mateng dong. Memang mungkin banyak orang yang nyimpulin kalau paket kebijakan ini terlalu dadakan, padahal kita sebenernya juga harus menelaah faktanya dulu kan. Dan ngomong-ngomong soal kedepannya bakalan sukses atau nggak paket kebijakan ini, saya sih optimis aja bakalan sukses. Kemaren di pemberitaan paket kebijakan 3, pemerintah juga optimis bakalan ada perubahan yang besar dalam perekonomian Indonesia, yang penting juga, masyarakat juga harus dukung dong, dan jangan mencemooh terus. Cita-cita saya dari dulu emang pengen jadi menteri perekonomian, dan saya ngerasa risih saja sama masyarakat yang bisa kritik aja tanpa tahu kerja keras kita. Tapi sebenarnya itu juga salah satu konsekuensi juga sih kalo pengen jadi menteri keungan."
#Wawancara 2
Nama Koresponden : Ika Sasy Wahyuning
Umur : 19
Pekerjaan : Mahasiswa Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Malang.
Dari hasil wawancara dengan saudara Ika sassy Wahyunimg, maka dapat saya peroleh data sebagai berikut ;
Sebenarnya koresponden tidak terlalu mengikuti berita tentang paket kebijakan, tapi ketika saya saya bertanya mengenai hal tersebut, koresponden terlihat menaruh minat pada topik tersebut karena notabanenya koresponden yang merupakan seorang aktivis (Anggota BEM Fakultas). Menurutnya, paket kebijakan ini merupakan suatu hal yang cukup eksklusif di negara-negara yang rata-rata penduduknya masih berpenghasilan rendah. Dan untuk hasil dari pemberlakuan paket kebijakan ini, bukannya koresponden menyalahkan sistem dari paket kebijakan tersebut, hanya saja sebelum dan sesudah adanya paket kebijakan tersebut, kondisi perekonomian Indonesia juga sama saja. Menurutnya sebaiknya pemerintah lebih memberlakukan kebijakan yang lebih banyak actionnya daripada hanya sekedar peraturan yang hanya bisa dipahami oleh segilintir masyarakat. Tapi juga menurutnya, paket kebijakan tersebut boleh saja diberlakukan yang yang lebih tepatnya arahnya ke trial kalau memang pemmerintah sanggup dengan konsekuensi banyak masyarakat Indonesia yang akan demo kalau saja perekonomian Indonesia lebih terpuruk.
15.33
Website Sebagai Media Promosi Politik
Ribim
Gambar diatas merupakan penampakan dari website pribadi Gita Wirjawan yang digunakan sebagai media kampanye untuk pencalonan calon presiden tahun 2014. Melihat hal tersebut, sebenarnya website sangat efektif untuk digunakan sebagai media promosi, di website Gita Wirjawan terdapat menu-menu untuk menampung aspirasi masyarakat. Selain itu pada tahun 2014, Gita Wirjawan juga melakukan promosi melalui sponsor iklan di Televisi, hanya saja memang tokoh dari Gita Wirjawan kurang dikenal oleh kalangan masyarakat. Gita Wirjawan muncul secara tiba-tiba dengan sosok yang pro rakyat dan menolak korupsi, tetapi selama masih kurang pembuktian dan pengenalannya kepada masyarakat sehingga secara otomatis ia kalah telak dari tokoh-tokoh terkenal lainnya seperti Jokowi yang memang sudah melakukan pembuktian bahwa Jokowi adalah sosok yang benar-benar peduli pada seluruh kalangan masyarakat. Hal ini menandakan bahwa meskipun cara yang digunakannya bagus yaitu berkampanye lewat media massa blog, tapi dikarenakan kurang pembuktiannya terhadap masyarakat, pada akhirnya kampanye berujung pada ketidak berhasilan.
08.59
Startegi Politik Pemerintah Dalam Paket Kebijakan Ekonomi
Ribim
Semakin hari, jika kita amati situasi ekonomi Indonesia, saat ini perekonomian Indonesia bisa dibilang mengalami keterpurukan. Semakin hari, nilai tukar rupiah semakin mengalami penurunan terhadap nilai mata uang asing. Hal ini jika kita amati lebih detail, terjadi dikarenakan kebijakan ppemerintah yang berjalan tidak sesuai ataupun kegagalan dalam melaksanakan kebijakan tersebut. Maka dari itu, untuk menekan semakin kacaunya perekonomian Indonesia, diperlukan suatu kebijakan yang kondusif dan lebih mutakhir untuk mengatasi masalah tersebut agar tidak lebih meluas lagi. Dan saat ini jika kita mengikuti berita yang sedang marak terjadi, pemerintah membuat kebijakan yang dinamakan paket kebijakan.
Paket kebijakan pemerintah berisi tentang kebijakan-kebijakan baru yang dikeluarkan pemerintah dalam sistem paket yang harus diimplementasikan sesuai keadaan yang ada. Salah satu kelebihan dalam sistem ini adalah menjadikan setiap penjalan kebijakan tidak dipukul rata, melainkan lebih disesuaikan dengan sikon yang ada. Tapi selama beberapa minggku kita lihat sekarang ini, paket kebijakan tersebut juga tidak berjalan dengan baik, bukannya nilai tukar rupiah menjadi menguat lantarak kebujakan tersebut, justru nilai tukar rupiah menjadi semakin lemah lagi. Tentu saja hal tersebut lantas bukan sepenuhnya menjadi kesalahan adanya kebijakan tersebut, karena secara rinci paket kebijakan tersebut sudah dianggap sangat layak dan sesuai kedaan perekonomian Indonesia, hanya saja mungkin kurang adanya rencana yang matang dan dilakukan dengan tergesa-gesa sehingga rencana paket kebijakan tersebut melenceng tidak sesuai perkiraan. Jika nilai tukar rupiah semakin melemah sampai ke titik Rp. 17.000,- diyakini akan ada demo secara besar-besaran dari berbagai kalangan yang pelak akan menjadikan situasi lebih kacau.
Dengan adanya hal tersebut, seharusnya pemerintah lebih fokus untuk menekan kelemahan nilai tukar rupiah, dan memperbaiki paket kebijakan yang ada agar bisa berjalan seharusnya. Tapi yang dilakukan pemerintah sekarang ini justru mengeluarkan paket kebijakan sesi kedua yang terlihat tergesa-gesa tapi dipandang sangat optimis. Tinggal kita lihat saja kedepannya, apakah akhir daristartegi politik pemerintah dalam paket kebijakan eonomi akan berakhir dengan bahagia atau mungkin memperihatinkan.
Paket kebijakan pemerintah berisi tentang kebijakan-kebijakan baru yang dikeluarkan pemerintah dalam sistem paket yang harus diimplementasikan sesuai keadaan yang ada. Salah satu kelebihan dalam sistem ini adalah menjadikan setiap penjalan kebijakan tidak dipukul rata, melainkan lebih disesuaikan dengan sikon yang ada. Tapi selama beberapa minggku kita lihat sekarang ini, paket kebijakan tersebut juga tidak berjalan dengan baik, bukannya nilai tukar rupiah menjadi menguat lantarak kebujakan tersebut, justru nilai tukar rupiah menjadi semakin lemah lagi. Tentu saja hal tersebut lantas bukan sepenuhnya menjadi kesalahan adanya kebijakan tersebut, karena secara rinci paket kebijakan tersebut sudah dianggap sangat layak dan sesuai kedaan perekonomian Indonesia, hanya saja mungkin kurang adanya rencana yang matang dan dilakukan dengan tergesa-gesa sehingga rencana paket kebijakan tersebut melenceng tidak sesuai perkiraan. Jika nilai tukar rupiah semakin melemah sampai ke titik Rp. 17.000,- diyakini akan ada demo secara besar-besaran dari berbagai kalangan yang pelak akan menjadikan situasi lebih kacau.
Dengan adanya hal tersebut, seharusnya pemerintah lebih fokus untuk menekan kelemahan nilai tukar rupiah, dan memperbaiki paket kebijakan yang ada agar bisa berjalan seharusnya. Tapi yang dilakukan pemerintah sekarang ini justru mengeluarkan paket kebijakan sesi kedua yang terlihat tergesa-gesa tapi dipandang sangat optimis. Tinggal kita lihat saja kedepannya, apakah akhir daristartegi politik pemerintah dalam paket kebijakan eonomi akan berakhir dengan bahagia atau mungkin memperihatinkan.
08.40
Puisi Postmodernisme
Ribim
"Berbeda"
Dunia bahkan sudah berubah
Keteraturan telah-telah terlonjak tanpa henti
Heningvyang bersuara,
sunyi yang bergema
Dan,
Kebekuanpun sudah memanas
Tanpa rasa jelas, aku mengeluh
Mengumandangkan ketidak setujuan
Karena kekonkritan sudah diragukan
Kultur hanya menjadi bingkai yang terbengkalai
Mayoritas sudah membunuh dasar
Aku mengeluh karena aku berbeda
Bukan hanya mengeluh,
Tetapi juga menikmati keberbedaanku
Merasa skeptis pada banyak hal
Merasa benar ketika mempunyai kekuatan.
Dan berpikir aslibsesuai diriku
Mereka mungkin menikmati keberubahan itu
Keberubahan yang terkalkulasi menjadi Tuan
Tuan jahat yang terasa baik bagi mereka
Tapi bukan untukku
Karena aku tak punya Tuan
Aku berbeda
Aku merasa punya kebebasan
20.29
Wawancara Produk Smart
Ribim
#Wawancara 1
Nama koresponden : Muhammad Iqbal
Umur : 20
Pekerjaan : Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Um
#Pengguna smartwatch merk Sony
Dari hasil wawancara dengan saudara Mohammad Iqbal, maka
dapat saya peroleh data sebagai berikut:
Koresponden sudah mengenakan smartwatch yang bisa
terintegrasi dengan smartphone kurang lebih 10 bulan. Menurutnya smartwatch
adalah produk yang tak terduga yang bisa hadir di zaman ini. Dengan produk
smartwatch yangvterintegrasi dengan smartphone sekarang ini, koresponden merasa
sangat diuntungkan sekali. Tanpa membuka smartphone pun koresponden bisa
mengetahui notification yang masuk lewat smartwatchnya, dan mungkin satu
keuntungan lagi bagi koresponden. Disaat berlangsungnya perkuliahaan dan
mahasiswa tidak diijinkan untuk mengenakan alat komunikasi, koresponden masih
bisa berkomunikasi dengan mengunakan smartwatch tanpa perlu takut ketahuan
karena memang jarangvsekali yang mengunakan produk smartwatch. Menurutnya juga,
di zaman smart seperti ini semua teknologi smart sangat diperlukan. Mengutip kata-katanya, "Orang pintar
juga harus pakai peralatan pintar dong." Dan ketika saya bertanya apakah
pernah bosan menggunakan produk smartwatch dan smartphone, jawabannya adalah,
"kadang-kadang sih. Tapi kalau diibaratin, itu udah jadi soulmate yang
sulit banget kalo hidup tanpa benda ini. Kalo bosen kadang-kadang wajar
kan." Terus katanya juga, saat saya bertanya lebih lanjut, "itukan
produk smart, pasti kukiahnya ketolong dong apalagi pelajarannya. Dan ngaruh
nggak sama belajarnya?" Dengan sentilan pertanyaan seperti itu,
koresponden menjawab, "terbantu sih kalo buat contekan, tapi kalo buat
belajar kayaknya enggak, justru sekarang lebih males aja belajarnyasetelah
ketambahan pakek smartwatch. Tiap hari kerjaannya cuman oenasaran aja sama
fiturnya buat diotak-atik terus.Sosmed semuanya mah jalan terus." Dan dari
wawancara tersebut dapat saya simoulkan jika produk smart, hanya pandangan saja
jika digunakan banyak menimbulkan keuntungan, kerugiannya justru lebih parah.
#Wawancara 2
Nama Koresponden : Bayu Mas Amana
Umur : 20
Pekerjaan : Mahasiswa ITP UB
#Pengguna Hp Nokia jadul
Dari hasil wawancara dengan saudara Bayu Mas Amana, maka
daoat saya peroleh data sebagai berikut :
Di zaman yang serba smart saat ini, saya tanya kenapa masih
memakai hp model lama, jawabannya pun katanya sedikit tertarik sih sama yang
namanya smartphone, tapi kalo dipikir-pikir lagi walau harganya saat ini
lumayan murah, sayang uang kalau mau beli, koresponden selama ini bekerja paruh
waktu menjaga warnet samaoai malam, kan sayang kalau uang kerja kerasnya dibuat
beli benda beli benda yang makin hari harganya makin turun. Koresponden juga
mengatakan kalau oakai hape jadul juga banyak sensasinya, kadang lemot
tiba-tiba dan bisa main game versi dulu di saat yang kain udah pada main angry
bird. Dan saat saya tanya, "Sekarangkan sudah jaman canggih mas, apa nggak
nyesel nggak memanfaatkan produk-produk smart." Koresponden justru
menjawab, "Kalo semuanya pakai oroduk-produk canggih, terus siapa yang
pakai produk konvensional? Jaman boleh canggih, tapi selera orang kan beda-beda
dan semuanya nggak harus punya selera canggih." Lalu ketika saya bertanya
lagi, "mas kan kuliah sambil kerja, apa dengan hp tersebut masih bisa
terbantu dengan kondisi mobilitas yang padat?" Sedikit tersenyum kemudian
koresponden menjawab. "" Mobilutas tinggi ya mobilitas tinghi aja.
Nggak ada hubungannya sam hp. Sms, telpon juga masih bisa meskipun sekarang ini
rata-rata orang nggak ounya pulsa gara-gara dibuat paketan. Komunikasi lewat
jaringan komunikasi boleh aja nggak lancar, asal komunikasi kewat langsung
masih lancar. Dan hal kayak gini bikin saya jadi orang yang ontime. Soal
belajar kuliah untung saya kerja di warnet, bisa uodate setiap saat, tanpa
smartohone pun nggak maslah."
Dan dari
wawancara kedua dapat saya simpulkan meskipun zaman sudah beralih ke era smart,
teknologi smart pun sebenernya tidak terlalu dibutuhkan. Tinggal kita saja yang
harus berpikir kritis.
20.16
Langganan:
Postingan
(
Atom
)